Sabtu, 19 Maret 2016
ARTIKEL
Edit Posted by Unknown with 1 comment
SELEKSI
SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) DALAM PERUSAHAAN
PRODUCTION HOUSE (PH) FILM
ABSTRAK
Seleksi adalah usaha pertama yang dilakukan perusahaan
untuk memperoleh karyawan yang kualifikasi dan kompeten yang akan menjabat
serta mengerjakan semua pekerjaan pada perusahaan. Menurut Nitisemito (1996:36)
tujuan dilaksanakan proses seleksi adalah untuk mendapatkan “The Right Man In
The Right Place”. Didalam proses seleksi perusahaan harus mendapatkan tenaga
kerja yang tepat di dalam posisi yang tepat pula. Untuk memenuhi kebutuhan pemain dalam produksi
sebuah sinetron Production House (PH) akan melakukan casting atau seleksi
pemain-pemain yang akan terlibat. Biasanya selain melakukan casting sendiri PH
juga bekerjasama dengan Agency. Ini dilakukan sebagai upaya untuk mempercepat
proses pencarian dan penyeleksian pemain, selain itu menggunakan jasa agency
akan mempermudah PH dalam penyaringan karena agency biasanya sudah melakukan
penyaringan sejak awal dan memberikan latihan-latihan dasar akting.
KATA
KUNCI : SDM, Seleksi, dan Production House (PH) film.
ABSTRACT
Selection is the first attempt by the
company to obtain qualified and competent employees who will be served as well
as doing all the work at the company . According Nitisemito (1996 : 36 ) the
purpose of the selection process is carried out to get " The Right Man in
the Right Place " . In the selection process the company must get the
right workforce in the right position as well . To meet the needs of players in
the production of a soap opera Production House ( PH ) will conduct casting or
selection of players that will be involved . Usually, in addition to casting
himself PH also cooperate with the Agency . This is done in an effort to speed
up the search process and the selection of players , but it uses the services
the agency will facilitate PH in screening because the agency usually do screening
early and give basic acting exercises .
KEYWORDS : human resources, Selection , and Production House ( PH )
films.
PENDAHULUAN
Seleksi
adalah suatu proses menyaring para pelamar guna memilih yang terbaik untuk
diterima bekerja di perusahaan. Penyaringan adalah proses pemisahan individu
yang paling besar kemungkinan akan berhasil dalam suatu pekerjaan dan cocok
masuk organisasi, dari individu lain dari sejumlah besar pelamar. Jika proses
ini mengurangi sejumlah besar pelamar sampai tinggal satu pelamar, penyaringan
menjadi sama dengan seleksi. Akan tetapi tidak selalu demikian halnya.
Secara konseptual, penyaringan dan seleksi adalah dua proses yang berbeda,
yaitu kegiatan penyaringan mendahului kegiatan seleksi.Metode penyaringan utama
yang digunakan oleh organisasi-organisasi, akan digunakan kata tes untuk
membedakannya dengan lamaran, wawancara atau metode penyaringan lain. Harus
disadari bahwa tes merupakan suatu sumber informasi yang secara hukum digunakan
untuk membuat keputusan dalam seleksi.Untuk
praktisnya, semua metode penyaringan harus dianggap sebagai tes, apapun bentuk
sebenarnya.Metode seleksi:
- Metode non ilmiah, yaitu seleksi yang dilaksanakan tidak didasarkan kepada kriteria, standar atau spesifikasi kebutuhan nyata pekerjaan, tetapi hanya didasarkan kepada perkiraan dan pengalaman saja. Seleksi ini tidak berpedoman kepada uraian pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan dari jabatan yang akan diisi.
- Unsur-unsur yang diseleksi biasanya meliputi; 1) surat lamaran, 2) ijazah terakhir dan transkrip nilai, 3) surat keterangan pekerjaan dan pengalaman, 4) referensi/rekomendasi dari pihak yang dapat dipercaya, 5) walk interview, 6) penampilan dan keadaan fisik, 7) keturuan dari pelamar dan 8) tulisan pelamar.
- Metode ilimah, yaitu pengembangan seleksi non ilmiah dengan mengadakan analisis cermat tentang unsur-unsur yang akan diseleksi supaya diperoleh karyawan yang kompeten dengan penempatan yang tepat.
- Seleksi ilimah dilaksanakan dengan cara-cara berikut; 1) metode kerja yang jelas dan sistematis, 2) berorientasi kepada prestasi kerja, 3) berorientasi kepada kebutuhan riil karyawan, 4) berdasarkan kepada job analysis dan ilmu sosial lainnya dan 5) berpedoman kepada undang-undang perburuhan.
Terdapat empat komponen dalam suatu
proses seleksi tersebut :
- Kuantitas (jumlah) tenaga kerja yang dibutuhkan,
- Standard kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan,
- Kualifikasi dari sejumlah calon tenaga kerja,
Kualifikasi
yang menjadi dasar dalam seleksi: 1) keahlian, 2) pengalaman, 3)
umur, 4) jenis kelamin, 5) pendidikan, 6) keadaan fisik, 7)
tampang, 8) bakat, 9) tempramen, dan 10) karakter, 11)
Kerja sama, 12) Kejujuran, 13) kedisplinan dan 14) inisiatif dan kreatif
- Serangkaian alat-alat seleksi
Pendekatan
seleksi :
- Jenis Seleksi : (1) Seleksi administratif, (2) Seleksi Tertulis, (3) Seleksi Tidak Tertulis.
- Sistem seleksi harus berasaskan efisiensi (uang, waktu dan tenaga) dan bertujuan untuk memperoleh karyawan yang terbaik dengan penempatannya yang tepat.
Menurut Andrew F. Sikula;
(1) Succesive-Hurdles, sistem
seleksi yang dilaksanakan berdasarkan urutan testing, yakni jika pelamar tidak
lulus pada suatu testing, ia tidak boleh mengikuti testing berikutnya dan
pelamar tersebut dinyatakan gugur. (2) Compensatory-Approach, sistem
seleksi yang dilakukan dengan cara pelamar mengikuti seluruh testing, kemudian
dihitung nilai rata-rata tes apakah mencapai standar atau tidak. Pelamar yang
mencapai nilai standar dinyatakan lulus, sebaliknya dinyatakan gugur atau tidak
lulus. Kendala dalam seleksi :
- Tolak ukur, yaitu kesulitan untuk menentukan standar yang akan digunakan mengukur kualifikasi-kualifikasi seleksi secara objektif. Misalnya; kejujuran, kesetian dan prakarsa dari pelamar mengalami kesulitan. Bobot nilai yang diberikan didasarkan pada pertimbangan yang subjektif.
- Penyeleksi, yaitu kesulitan mendapatkan penyeleksi yang tepat, jujur dan objektif penilainnya. Penyeleksi sering memberikan nilai atas pertimbangan peranannya, bukan atas fisis pikirannya, bahkan pengaruh dari efek “halo” sulit dihindarkan.
- Pelamar, yaitu kesulitan untuk mendapatkan jawaban yang jujur dari pelamar. Mereka selalu berusaha memberikan jawaban mengenai hal-hal yang baik-baik saja tentang dirinya, sedangkan yang negatif disembunyikan.
- Untuk mengurangi kendala-kendala ini, diperlukan kebijaksanaan seleksi secara bertingkat, karena semakin banyak tingkatan seleksi yang dilakukan semakin cermat dan teliti penerimaan karyawan.
Faktor-faktor yang dipengaruhi
seleksi :
- Orientasi
- Diklat
- Pengembangan
- Perencanaan Karier
- Penilaian Prestasi Kerja
- Kompensasi
- Perjanjian Kerja
- Pengawasan Personalia
PERMASALAHAN
Sekarang cukup
banyak perusahaan di Indonesia yang menggunakan jasa para psikolog untuk
melaksanakan pemeriksaan psikologis yang secara populer dikenal sebagai
psikotes terhadap para calon tenaga kerja yang melamar untuk peekraan-pekerjaan
tertentu, baik pekerjaan manajerial maupun non-manajerial, dalam rangka seleksi
tenaga kerja.Pada umumnya perusahaan-perusahaan ini mempunyai kepercayaan yang
cukup besar terhadap hasil-hasil dari pemeriksaan psikologi
tersebut.Kepercayaan ini didasarkan pada pengamatan mereka sehari-hari terhadap
para tenaga kerja yang baru masuk ini.Tenaga kerja yang disarankan untuk
diterima, ternyata pada umumnya memiliki prestasi yang memuaskan, sedangkan
yang kurang disarankan untuk diterima ternyata pestasi kerjanya kurang sesuai
dengan yang diharapkan.Disamping suara yang positif, terdengar pula suara yang
sumbang. Pimpinan perusahaan menganggap bahwa seleksi dengan menggunakan
tes-tes psikologis kurang tepat hasilnya. Pandangan dan pengalaman yang berbeda
ini mungkin saja timbul, karena pimpinan yang percaya seleksi lewat penggunaan
tes psikologis, tanpa disadari akan memperlakukan para calon yang disarankan dengan
baik, sehingga mereka berkembang dengan baik. Sebaliknya, pimpinan perusahaan
yang tidak terlalu percaya pada seleksi dengan tes psikologis, tanpa disadari
pula akan mencari bukti bahwa ia benar dalam pendapatnya.
Kenyataan ini menunjukkan bahwa para psikolog perlu sekali mengadakan penelitian yang berkaitan dengan keabsahan (keabsahan ramalan, keabsahan konstruk, keabsahan isi, keabsahan sintetik) dari perangkat tes psikologik yang digunakan dalam seleksi dan assessment, sehingga seleksi dan assessment psikologi untuk berbagai tujuan menjadi lebih menggunakan kaidah-kaidah ilmiah.Disamping untuk keperluan seleksi, pemeriksaan psikologis juga dilaksanakan dalam rangka penempatan tenaga kerja. Masalah yang dijumpai di sini sama dengan masalah yang dijumpai dalam seleksi, ialah apa yang harus diperhatikan dan yang dapat dilakukan agar hasil pemeriksaan psikologis memberi bahan yang berarti bagi penempatan yang tepat dari tenaga kerja. Dalam dunia film untuk memenuhi kebutuhan pemain dalam produksi sebuah sinetron Production House (PH) akan melakukan casting atau seleksi pemain-pemain yang akan terlibat. Biasanya selain melakukan casting sendiri PH juga bekerjasama dengan Agency. Ini dilakukan sebagai upaya untuk mempercepat proses pencarian dan penyeleksian pemain, selain itu menggunakan jasa agency akan mempermudah PH dalam penyaringan karena agency biasanya sudah melakukan penyaringan sejak awal dan memberikan latihan-latihan dasar akting. Warna Entertainment, sebagai perusahaan agency selalu mencari dan menyalurkan para pemain baru untuk bermain dalam berbagai judul sinetron, dalam rangka memenuhi permintaan dari kliennya yang kebanyakan adalah PH yang telah memiliki nama besar seperti MD Enterainment, Sinema Art, Indika, Frame Ritz. Jalinan kerja sama ini telah berlangsung dalam waktu yang lama. Untuk diketahui agency yang telah berdiri sejak tahun 1997 ini memiliki cabang di beberapa tempat, seperti di Depok, Cililitan, dan Meruya.
Dan karena menjadi dengan perusahaan-perusahaan PH besar, agency yang berkantor pusat di Jalan Lapangan Bola Kebon Jeruk Jakarta Barat ini kini tengah kebanjiran permintaan untuk menyalurkan para pemain baru, baik untuk peran figuran maupun peran pembantu untuk beberapa judul sinetron seperti Bukan Salah Bunda Mengandung, Hidayah, Tikus Kucing Mencari Cinta, Istigfar dan beberapa Sinetron lainnya yang sedang tayang di beberapa stasiun TV swasta.
Ketika ditanya mengenai jumlah pemain yang diminta oleh para PH, Nia Valentina, Asisten Director Casting Warna Entertaiment menjelaskan bahwa banyaknya pemain yang dibutuhkan dalam beberapa waktu ke depan masih akan membludak seiring dengan terus ramainya industri sinetron dalam negeri.
Dengan keadaan seperti ini, Warna Entertainment setiap hari selalu membuka pendaftaran bagi para calon artis. “Kesempatan ini terbuka bagi siapa saja, baik pemain lama maupun baru serta dari semua jenjang usia, semua ragam karakter dan penampilan, yang penting sehat jasmani dan rohaninya” ujar Nia.
Apa yang dikatakan wanita berambut panjang ini memang bukan hanya isapan jempol. Dari pantauan PK selama wawancara, pesawat telepon di kantor Warna Entertainment tidak pernah berhenti berdering. Sebagian besar telepon yang masuk ialah dari crew produksi sinetron atau dari para artis Warna Entertainment yang menanyakan jadwal dan lokasi shooting-nya.
Ketika ditanya berapa fee yang didapatkan agency ini dari honor yang didapatkan artis yang berhasil jadi bintang sinetron, Nia tidak bersedia mengemukakan persentasenya. Yang jelas selama pelatihan calon artis, Warna Entertainment tidak memungut biaya.
Kenyataan ini menunjukkan bahwa para psikolog perlu sekali mengadakan penelitian yang berkaitan dengan keabsahan (keabsahan ramalan, keabsahan konstruk, keabsahan isi, keabsahan sintetik) dari perangkat tes psikologik yang digunakan dalam seleksi dan assessment, sehingga seleksi dan assessment psikologi untuk berbagai tujuan menjadi lebih menggunakan kaidah-kaidah ilmiah.Disamping untuk keperluan seleksi, pemeriksaan psikologis juga dilaksanakan dalam rangka penempatan tenaga kerja. Masalah yang dijumpai di sini sama dengan masalah yang dijumpai dalam seleksi, ialah apa yang harus diperhatikan dan yang dapat dilakukan agar hasil pemeriksaan psikologis memberi bahan yang berarti bagi penempatan yang tepat dari tenaga kerja. Dalam dunia film untuk memenuhi kebutuhan pemain dalam produksi sebuah sinetron Production House (PH) akan melakukan casting atau seleksi pemain-pemain yang akan terlibat. Biasanya selain melakukan casting sendiri PH juga bekerjasama dengan Agency. Ini dilakukan sebagai upaya untuk mempercepat proses pencarian dan penyeleksian pemain, selain itu menggunakan jasa agency akan mempermudah PH dalam penyaringan karena agency biasanya sudah melakukan penyaringan sejak awal dan memberikan latihan-latihan dasar akting. Warna Entertainment, sebagai perusahaan agency selalu mencari dan menyalurkan para pemain baru untuk bermain dalam berbagai judul sinetron, dalam rangka memenuhi permintaan dari kliennya yang kebanyakan adalah PH yang telah memiliki nama besar seperti MD Enterainment, Sinema Art, Indika, Frame Ritz. Jalinan kerja sama ini telah berlangsung dalam waktu yang lama. Untuk diketahui agency yang telah berdiri sejak tahun 1997 ini memiliki cabang di beberapa tempat, seperti di Depok, Cililitan, dan Meruya.
Dan karena menjadi dengan perusahaan-perusahaan PH besar, agency yang berkantor pusat di Jalan Lapangan Bola Kebon Jeruk Jakarta Barat ini kini tengah kebanjiran permintaan untuk menyalurkan para pemain baru, baik untuk peran figuran maupun peran pembantu untuk beberapa judul sinetron seperti Bukan Salah Bunda Mengandung, Hidayah, Tikus Kucing Mencari Cinta, Istigfar dan beberapa Sinetron lainnya yang sedang tayang di beberapa stasiun TV swasta.
Ketika ditanya mengenai jumlah pemain yang diminta oleh para PH, Nia Valentina, Asisten Director Casting Warna Entertaiment menjelaskan bahwa banyaknya pemain yang dibutuhkan dalam beberapa waktu ke depan masih akan membludak seiring dengan terus ramainya industri sinetron dalam negeri.
Dengan keadaan seperti ini, Warna Entertainment setiap hari selalu membuka pendaftaran bagi para calon artis. “Kesempatan ini terbuka bagi siapa saja, baik pemain lama maupun baru serta dari semua jenjang usia, semua ragam karakter dan penampilan, yang penting sehat jasmani dan rohaninya” ujar Nia.
Apa yang dikatakan wanita berambut panjang ini memang bukan hanya isapan jempol. Dari pantauan PK selama wawancara, pesawat telepon di kantor Warna Entertainment tidak pernah berhenti berdering. Sebagian besar telepon yang masuk ialah dari crew produksi sinetron atau dari para artis Warna Entertainment yang menanyakan jadwal dan lokasi shooting-nya.
Ketika ditanya berapa fee yang didapatkan agency ini dari honor yang didapatkan artis yang berhasil jadi bintang sinetron, Nia tidak bersedia mengemukakan persentasenya. Yang jelas selama pelatihan calon artis, Warna Entertainment tidak memungut biaya.
PENYELESAIAN
Dalam proses ingin menjadi pemain film itu tdak mudah
karena butuh beberapa tahap yang perlu kita lewati. Produser dalam mengelurkan
film nya dia butuh pemain untuk memainkan film yang akan di persembahkan untuk
masyarakat dalam dunia hiburan. Jadi untuk memainkan film tersebut para pemain
perlu di seleksi . karena dalam sebuah film dibutuhkan beberapa actor. Seleksi tersebut
pertama yang dilakukan adalah actor datang ke lokasi Production House (PH)
disana kita menyerahkan biodata kita. Lalu,actor disuruh untuk acting dengan
beberapa peran yang akan di jadikan film
tersebut. Setelah itu produser akan menyeleksi si actor apakan dia cocok main
dalam film tersebut atau si actor di terima main dalam peran tersebut dan produser menentukan
peran yang akan di mainkan oleh actor dalam film tersebut. Dalam proses seleksi
actor harus bias acting yang totalitas. Untuk menjadi seorang actor tidaklah
mudah kita harus bias merasakan dan menjiwain peran tersebut. Agar ketika kita
acting itu terlihat natural atau tidak di buat – buat. Syarat menjadi actor
terbaik adalah:
1. Totalitas
dalam beracting.
2. Dapat
menjiwai peran yang di mainkan.
3. Acting
natural.
4. Dapat
menciptakan suasana yang di inginkan.
5. Memilki
karakter dan penampilan yang sesuai.
6. Dapat
mengerti jalan cerita yang dimainkan.
7. Dapat
membedah naskah.
Dengan syarat tersebut kita dapat memainkan peran kita
dengan baik dan film yang kita main kan akan menjadi sorotan masyarakat. Kita terkadang
dapat di perankan sebagai pemeran antagonis, protagonis, dan tritagonis.
DAFTAR
PUSTAKA
Minggu, 13 Maret 2016
mind mapp
Edit Posted by Unknown with No commentsartikel
Edit Posted by Unknown with No comments
REKRUTMEN DALAM DUNIA MODELING
ABSTRAK
Sumber daya manusia (SDM) merupakan modal dasar dalam proses pembangunan nasional. Oleh karena itu maka kualitas sumber daya manusia senantiasa harus dikembangkan dan diarahkan supaya mencapai tujuan yang diharapkan. Rekrutmen merupakan serangkaian aktivitas untuk mencapai dan memikat pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian dan pengetahuan yang diperlukan guna menutupi kekurangan yang di identifikasi dalam perencanaan kepegawaian sedangkan seleksi merupakan proses pemilihan dari sekelompok pelamar atau orang – orang yang memenuhi kriteria untuk menempati posisi yang tersedia berdasarkan kondisi yang ada pada saat ini yang dilakukan oleh perusahaan. Model , (dari modelle Perancis Tengah ) adalah orang dengan peran baik untuk mempromosikan , display , atau mengiklankan komersial produk ( terutama pakaian fashion ) atau untuk melayani sebagai pembantu visual untuk orang-orang yang menciptakan karya seni atau berpose untuk fotografi .
Pemodelan (
" pemodelan " dalam bahasa Inggris Amerika ) dianggap berbeda dari
jenis lain dari kinerja publik , seperti akting atau menari . Meskipun
perbedaan antara pemodelan dan berkinerja tidak selalu jelas , muncul dalam
sebuah film atau bermain umumnya tidak dianggap " pemodelan " .
KATA KUNCI : Rekrutmen,
model,modeling,SDM .
ABSTRACT
Human
resources (HR) is the basic capital in the process of national development.
Therefore, the quality of human resources continue to be developed and directed
in order to achieve the expected goals. Recruitment is a series of activities
to achieve and lure job applicants with motivation, abilities, skills and
knowledge necessary to cover the deficiencies identified in the planning of
personnel while the selection is the process of selecting from a group of
applicants or people - people who are eligible for the position provided by
conditions that exist at present carried out by the company. A model,
(from Middle French modelle),[1]
is a person with a role
either to promote, display, or advertise
commercial products (notably fashion clothing) or
to serve as a visual aide for people who are creating works of
art or to pose for photography.
Modelling ("modeling" in American English)
is considered to be different from other types of public performance,
such as acting or dancing. Although the difference between modelling and
performing is not always clear, appearing in a film or a play is not generally
considered to be "modelling".
KEYWORDS : Recruitment , model, modeling , HR .
PENDAHULUAN
Sumber daya manusia (SDM) merupakan modal dasar dalam proses
pembangunan nasional. Oleh karena itu maka kualitas sumber daya manusia
senantiasa harus dikembangkan dan diarahkan supaya mencapai tujuan yang
diharapkan. Kini persaingan untuk mendapatkan pekerjaan semakin ketat,
dimana lapangan kerja yang tersedia semakin sedikit dan proses perekrutan dan
seleksi karyawan yang dilakukan oleh perusahaan semakin ketat sehingga
kesempatan orang untuk memperoleh pekerjaan semakin sulit . dan proses
rekrutmen tersebut sangatlah kompleks, memakan waktu yang lama. Biaya yang
tidak sedikit dan sangat terbuka untuk melakukan kesalahan dalam menentukan
orang yang tepat. Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon
untuk kandidat pegawai, karyawan, buruh, manajer, atau tenaga kerja baru
untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia organisasi dan perusahaan. Dalam
tahapan ini diperlukan analisisi jabatan yang ada untuk membuat deskripsi
pekerjaan atau job description dan juga spesifikasi pekerjaan atau job
specification.
Selain itu, rekruitmen juga dapat
dikatakan sebagai proses untuk mendapatkan SDM (karyawan) berkualitas untuk
menduduki suatu jabatan atau pekerjaan dalam suatu perusahaan. Untuk menemukan
kebutuhan karyawan, perusahaan dapat melakukan ekspansi besar – besaran untuk
menarik pelamar lebih banyak pelamar, dan dalam hal ini para recruiter
beerfungsi sebagai mediasi yang menghubungkan antara perusahaan dengan
masyarakat pencari kerja yang dapat diminta ke sekolah- sekolah atau pun agen
pelatihan masyarakat sebagai upaya untuk mendapatkan pelamar sebanyak –
banyaknya.
Dengan demikian, untuk menemukan kebutuhan karyawan dapat
dengan cara memperbesar program ekspansinya untuk menarik lebih banyak pelamar.
Di sini, para recruiter menjadi wakil penghubung perusahaan dengan
masyarakat pencari kerja yang dapat diminta ke sekolah – sekolah ataupun agen
pelatihan masyarakat sebagai upaya untuk mendapatkan pelamar sebanyak –
banyaknya. Setelah perencanaan SDM ditetapkan, maka kemudian dipikirkan
beberapa cara alternatif rekrutmen. Oleh karena itu, perusahaan harus
mempertimbangkan secara hati – hati sebagai alternatif sebelum memutuskan
rekrutmen. Alternatif terhadap rekrutmen antara lain, adalah overtime,
subcontracting, temporary employees, dan employee leasing. Tujuan rekrutmen
Menurut Henry Simamora (1997:214) rekrutmen memiliki
beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut:
v Untuk memikat
sebagian besar pelamar kerja sehingga organisasi akan mempunyai kesempatan yang
lebih besar untuk melakukan pemilihan terhadap calon-calon pekerja yang
dianggap memenuhi standar kualifikasi organisasi.
v Tujuan
pascapengangkatan adalah penghasilan karyawan-karyawan yang merupakan
pelaksana-pelaksana yang baik dan akan tetap bersama dengan perusahaan sampai
jangka waktu yang masuk akal.
v Meningkatkan
citra umum organisasi, sehingga para pelamar yang gagal mempunyai kesan-kesan
positif terhadap organisasi atau perusahaan.
Sumber-sumber rekrutmen adalah pelamar langsung, lamaran
tertulis, lamaran berdasarkan informasi, orang lain, jalur iklan, perusahaan
penempatan tenaga kerja, perusahaan pencari tenaga kerja profesional, lembaga
pendidikan, organisasi profesi, serikat pekerja, dan melalui balai latihan
kerja milik pemerintah.
Teknik Rekrutmen sentralisasi
Rekrutmen yang dipusatkan akan lebih sering dipakai
karena lebih efisien dari segi biaya. Dalam penerapannya yang tepat mengenai
kebutuhan pembayaran baru tidak mudah karena beberapa hal, yaitu:
v krisis politik
atau pemotongan anggaran yang dapat secara drastis mempengaruhi
kebutuhan-kebutuhan rekrutmen dan kerenanya berpengaruh terhadap kualitas
daripada perkiraan.
v para
manager cenderung memperkirakan terlalu tinggi jumlah pekerja yang mereka
butuhkan, hanya karena menurut pandangan mereka lebih baik mempunyai banyak
pelamar daripada terlalu sedikit. Hal ini tentu bertentangan dengan keinginan
dari instansi-instansi yang menangani manajemen sumber daya manusia di tingkat
pusat untuk mengurangi biaya seleksi dengan cara mengurangi biaya seleksi
dengan cara mengurangi jumlah pelamar pada jumlah minimum yang dibutuhkan untuk
menjamin bahwa semua posisi yang tersedia diisi oleh pelamar-pelamar yang
memang benar-benar berkualitas.
v posisi–posisi
yang spesial membutuhkan sejumlah besar pelamar karena suatu presentase yang
tinggi dari para pelamar mungkin ditolak oleh instansi yang menyeleksi karena
tidak memenui persyaratan spesialisasi dari posisi tersebut, walaupun mereka
memenuhi persyaratan masuk yang umum.
b)
Teknik Rekrutmen desentralisasi
Rekrutmen didesentralisasikan terjadi pada
instansi-instansi yang relatif kecil karena kebutuhan rekrutmen terbatas.
Rekrutmen didesentralisasikan selalu dipakai untuk posisi khas
professional, ilmiah, atau administratif bagi suatu instansi tertentu.
Penggunaan teknik rekrutmen didesentralisasikan lebih efektif jika
permintaan akan pekerjaan-pekerjaan pemerintah meningkat, tetapi lowongannya
terbatas.
Instansi-instansi
secara mandiri biasanya memilih rekrutmen didesentralisasikan karena mereka
akan secara langsung mengendalikan proses rekrutmennya, tetapi cara ini
memiliki kelemahan yaitu para pimpinan tingkat pusat akan kehilangan kendali
mengenai apakah proses rekrutmen itu dijalankan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan apakah memperhatikan nilai yang hendak diutamakan.
Beberapa
instansi menggunakan kombinasi kedua jenis teknik rekrutmen, baik yang
disentralisasikan maupun didesentralisasikan. Berarti pengendaliannya menjadi
lebih ketat dan pada waktu yang bersamaan akan memberikan kesempatan kepada
instansi-instansi kesempatan melakukan rekrutmen yang lebih tepat waktu dan lebih
fleksibel.
Kendala-kendala
yang biasa dihadapi dalam hal merekrut pegawai/karyawan yang akan ditempatkan
dalam sebuah organisasi/perusahaan antara lain bersumber dari organisasi yang
bersangkutan, kebiasaan pencari tenaga kerja, dan faktor eksternal dari
lingkungan.
a)
Faktor-Faktor Organisasi
Dapat dipastikan bahwa berbagai kebijaksanaan yang
ditetapkan dan diberlakukan dalam suatu organisasi dimaksudkan agar organisasi
yang bersangkutan semakin mampu mencapai sasarannya. Yang terpenting ialah
bahwa mungkin saja berbagai kebijaksanaan tersebut membatasi ruang gerak para
pencari kerja baru. Berikut ini akan dibahas beberapa kebijaksanaan yang
mungkin menjadi kendala dalam proses rekrutmen.
v Kebijakan
promosi dari dalam
v Jika dalam
suatu organisasi dianut kebijaksanaan bahwa dalam hal terjadinya lowongan,
lowongan itu diisi oleh pekerja yang sudah menjadi karyawan organisasi. Maka
ada beberapa hal yang menjadi kelemahannya, yaitu: a). kesulitan untuk
memperoleh tenaga baru dengan pandangan baru, pendekatan keahlian dan
ketrampilan yang baru, b). para pekerja bisa cepat merasa puas diri karena
mengetahui bahwa asal saja mereka bekerja sedemikian rupa sehingga prestasi
kerjanya dipandang memenuhi syarat, c). terciptanya para pekerja yang
berpandangan minimalis.
v Kebijaksanaan tentang imbalan
Setiap
organisasi tentunya mempunyai kebijaksanaan tentang upah dan gaji yang
diberikan kepada para karyawan sebagai imbalan atas waktu, tenaga, keahlian, dan
ketrampilan serta jasa-jasa lainya yang mereka berikan pada organisasi. Dalam
merumuskan kebijakan organisasi tentang sistem imbalan bagi para karyawannya,
sedikitnya ada empat hal yang bisa dipertimbangkan.
Pertama, kebijakan harus pada kepentingan para anggota
organisasi yang dalam hal ini tercemin dalam kesepakatan antara serikat
pekerja/karyawan dengan manajemen. Kedua, kebijakan harus sesuai dengan
kemampuan organisasi yang bersangkutan dalam memberikan imbalan pada tingkat
tertentu kepada karyawannya. Ketiga, kebijakan harus menaati berbagai
macam peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang ketenagakerjaan. Keempat,
kebijakan juga harus mempertimbangkan lokasi dimana organisasi atau perusahaan
itu berada.
v Kebijaksanaan
tentang status kepegawaian
Yang dimaksud
dengan kebijaksanaan tentang status kepegawaian ialah ketentuan tentang apakah
para pegawai harus bekerja penuh bagi organisasi ataukah dimungkinkan bekerja
separuh waktu. Jika status kepegawaian adalah pegawai purna waktu, berarti
organisasi tidak akan merekrut pegawai separuh waktu dan juga tidak akan
membenarkan karyawan bekerja ditempat lain, meskipun pada waktu senggangnya.
Mudah
membayangkan bahwa kebijaksanaan seperti ini membatasi ruang gerak pencari
kerja karena dengan kebijaksanaan seperti itu pelamar yang mereka cari hanyalah
para calon yang bersedia secara purna waktu bagi organisasi yang hendak
mempekerjakannya.
v Rencana sumber
daya manusia
Suatu rencana
sumber daya manusia biasanya memberi petunjuk tentang lowongan yang bagaimana
sifatnya yang diisi melalui promosi dari dalam dan lowongan yang bagaimana akan
diisi melalui rekrutmen tenaga kerja dari luar. Rencana demikian pun sudah
tentu membatasi langkah dan tindakan yang mungkin ditempuh oleh para pencari
tenaga kerja karena bagaimana pun juga apa yang telah ditetapkan dalam rencana
harus dipatuhinya.
b)
Faktor-Faktor Eksternal
Dalam mengelola organisasi, faktor eksternal atau
lingkungan harus terus mendapat perhatian. Hal itu pun berlaku juga dalam hal
merekrut tenaga kerja baru. Beberapa contoh dari faktor eksternal yang perlu
diperhatikan dalam proses rekrutmen adalah sebagai berikut:
v Tingkat
pengangguran. Dalam hal tingkat pengangguran tinggi, para pencari tenaga kerja
dapat bertindak lebih selektif karena banyaknya pencari pekerjaan yang melamar.
Sebaliknya dalam situasi tingkat pengangguran rendah, pencari kerja tidak
terlaru sukar dalam memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan,
pelatihan dan pengalamannya.
v Kedudukan
organisasi pencari tenaga kerja. Dalam posisi organisasi dibandingkan dengan
organisasi lain yang bergerak dalam kegiatan sejenis digolongkan pada tiga
keadaan, yaitu: lebih kuat, relatif sama atau lebih lemah.
v Langka tidaknya
keahlian atau keterampilan tertentu. Dalam kehidupan organisasional yang
semakin kompleks, semakin beraneka ragam keahlian dan keterampilan yang
diperlukan. Di pasaran kerja, tersedia tidaknya orang yang memiliki pengetahuan
dan keterampilan tertentu itu bukanlah hal yang konstan. Artinya, mungkin saja
terjadi bahwa pada suatu saat akan terjadi kelangkaan orang yang memiliki
keahlian dan keterampilan tertentu.
v Proyeksi
angkatan kerja pada umummya. Hal ini berkaitan erat dengan berbagai faktor
demografi, seperti laju pertumbuhan penduduk, komposisi penduduk dilihat dari
jenis kelamin, apakah lebih banyak pria dibandingkan wanita atau sebaliknya,
jumlah dan jenis luaran lembaga-lembaga pendidikan, prosentase penduduk yang
termasuk kategori angkatan kerja dan lain sebagainya. Dari proyeksi tersebut
para pencari tenaga kerja akan dapat memperkirakan apakah jumlah pelamar akan
banyak atau tidak dan dengan kualifikasi yang bagaimana akan dilakukan
perekrutan.
v Peraturan
perundan-undangan di bidang ketenagakerjaan. Peraturan merupakan faktor
eksternal yang harus diperhitungkan dan ditaati. Misalnya, ketentuan mengenai
upah minimum, upah lembur, ketentuan mempekerjakan wanita dalam prosentase
tertentu, larangan mempekerjakan wanita di malam hari, hak cuti pegawai, dan
lain sebagainya.
v Praktek
rekrutmen oleh organisasi-organisasi lain. Teori manejemen sumber daya manusia
menekankan pentingya pengelolaan sumber daya manusia yang diselenggarakan
berdasarkan norma-norma etika yang berlaku di masyarakat.
v Tuntunan tugas
yang kelak akan dikerjakan oleh para pekerja baru. Misalnya, tidak akan ada
yang menyangga bahwa mencari tenaga kerja yang sudah berpengalaman biasanya
lebih sukar dibandingkan dengan usaha mencari tenaga kerja yang baru saja
menyelesaikan pendidikan formalnya.
PERMASALAHAN
Pemodelan sebagai profesi pertama kali didirikan pada tahun 1853 oleh Charles Frederick Worth, "bapak haute couture", ketika ia meminta istrinya, Marie Vernet Worth, model pakaian yang ia dirancang. Istilah "model rumah "diciptakan untuk menggambarkan jenis pekerjaan. Akhirnya, ini menjadi praktik umum bagi rumah mode Paris. Tidak ada persyaratan pengukuran fisik standar untuk model, dan kebanyakan desainer akan menggunakan wanita dari berbagai ukuran untuk menunjukkan variasi dalam desain mereka.
Dengan perkembangan fotografi fashion, profesi modeling diperluas untuk pemodelan foto. Model tetap cukup anonim, dan relatif kurang dibayar, sampai akhir 1950-an. Salah satu model yang terkenal pertama adalah Lisa Fonssagrives, yang sangat populer di tahun 1930-an. Fonssagrives muncul di lebih dari 200 Vogue mencakup, dan pengakuan namanya menyebabkan pentingnya Vogue dalam membentuk karir model fashion. Pada tahun 1946, Ford Models didirikan oleh Eileen dan Gerard Ford di New York; itu adalah salah satu agen model yang tertua di dunia. Salah satu model yang paling populer selama tahun 1940-an adalah Jinx Falkenburg yang dibayar $ 25 per jam, jumlah besar pada saat itu.Selama tahun 1940-an dan 1950-an, Wilhelmina Cooper, Jean Patchett, Dovima, Dorian Leigh, Suzy Parker, Evelyn Tripp, Carmen Dell'Orefice, dan Lisa Fonssagrives didominasi fashion. Dorothea Gereja adalah salah satu model kulit hitam pertama di industri untuk mendapatkan ketenaran di Paris. Namun, model ini tidak dikenal di luar komunitas fashion. Dibandingkan dengan model saat ini, model dari tahun 1950-an lebih menggairahkan. pengukuran Wilhelmina Cooper adalah 38 "-24" -36 "sedangkan pengukuran Chanel Iman adalah 32" -23 "-33".
Tahun 1960-an dan awal industri
Pada tahun 1960, dunia modeling mulai membangun agen model. Seluruh Eropa, layanan sekretaris bertindak sebagai agen model 'pengisian mereka tarif mingguan untuk pesan dan pemesanan mereka. Untuk sebagian besar, model bertanggung jawab untuk penagihan mereka sendiri. Di Jerman, agen tidak diizinkan untuk bekerja untuk persentase dari pendapatan seseorang, sehingga disebut dirinya sebagai sekretaris. Dengan pengecualian dari beberapa model bepergian ke Paris atau New York, bepergian relatif keterlaluan untuk model. Kebanyakan model hanya bekerja di satu pasar karena undang-undang tenaga kerja yang berbeda yang mengatur modeling di berbagai negara. Pada tahun 1960, Italia memiliki banyak rumah mode dan majalah fashion tapi membutuhkan model. lembaga Italia akan sering memaksa model untuk kembali ke Italia tanpa visa kerja dengan menahan gaji mereka. Mereka juga akan membayar model mereka dalam bentuk tunai, yang model harus bersembunyi dari agen pabean. Itu tidak biasa untuk model tinggal di hotel seperti La Louisiana di Paris atau Arena di Milan untuk memiliki kamar hotel mereka digerebek polisi mencari visa kerja mereka. Ada rumor bahwa lembaga bersaing berada di balik serangan. Hal ini menyebabkan banyak lembaga untuk membentuk rantai di seluruh dunia; misalnya, Badan Marilyn memiliki cabang di Paris dan New York.
Pada 1960-an, London dianggap sebagai pasar terbaik di Eropa karena pendekatan yang lebih terorganisir dan inovatif untuk pemodelan. Ia selama periode ini bahwa model mulai menjadi nama rumah tangga. Model seperti: Jean Shrimpton, Joanna Lumley, Tania Mallet, Celia Hammond, Twiggy, Penelope Pohon, dan Pauline Batu mendominasi mode scene London dan dibayar dengan baik, tidak seperti para pendahulu mereka Twiggy menjadi Wajah '66 pada usia. 16. pada saat ini, model-badan tidak seketat tentang model mereka mewakili, meskipun itu jarang bagi mereka untuk menandatangani model pendek. Twiggy, yang berdiri di 5 kaki 6 inci (168 cm) dengan "bust 32 dan memiliki potongan rambut anak laki-laki, dikreditkan dengan mengubah cita-cita Model. Pada saat itu, wanita dia mendapatkan £ 80 jam ketika upah rata-rata adalah £ 15 seminggu. Pada tahun 1967 , tujuh dari agen model top di London membentuk Asosiasi London Model Agents. Pembentukan asosiasi ini membantu melegitimasi pemodelan dan mengubah industri fashion. Bahkan dengan sikap yang lebih profesional terhadap modeling , model masih diharapkan memiliki rambut dan makeup mereka dilakukan sebelum mereka tiba di pemotretan . Sementara itu, lembaga mengambil tanggung jawab untuk materi promosi model dan merek . Pada tahun yang sama , mantan model top Wilhelmina Cooper membuka lembaga fashion sendiri dengan suaminya disebut Wilhelmina Models . Pada tahun 1968 , FM Badan dan Model 1 didirikan dan mewakili model dengan cara yang sama bahwa lembaga lakukan hari ini . Pada akhir 1960-an , model diperlakukan lebih baik dan membuat upah yang lebih baik . Salah satu inovator , Ford Models , adalah instansi pertama untuk maju model uang yang mereka berutang dan akan sering membiarkan model remaja , yang tidak hidup secara lokal , untuk tinggal di rumah mereka , prekursor untuk model perumahan .
jenis pemodelan meliputi : fashion, glamour , kebugaran , bikini , seni rupa , tubuh - bagian , dan model cetak komersial . Model yang ditampilkan dalam berbagai format media termasuk : buku , majalah , film , koran , dan TV . model fashion kadang-kadang ditampilkan dalam film : ( Looker ) , reality show TV ( America Next Top Model , The Janice Dickinson Modeling Agency ) , dan video musik : ( , "Wicked permainan " , " Daughters " , dan " Freedom '90 ! " "Garis buram").
Selebriti , termasuk aktor , penyanyi , olahragawan dan bintang reality TV , sering mengambil kontrak modeling di samping pekerjaan rutin mereka .
Dalam dunia modelingp pada umumnya untuk dewasa persyaratan ada di tinggi badan. Untuk model catwalk dan model foto itu berbeda. Model catwalk harus memiliki tinggi 170cm untuk wanita dan 180cm untuk laki-laki. Sedangkan untuk model foto, tinggi badan tidak menjadi masalah. Kulit dan mata pun tidak menjadi persyaratan menjadi model. Biasanya harus memiliki syarat 4B, brain, beauty, behaviour, dan brave. Salah satunya syarat-syarat menjadi seorang model yaitu:
Fisik yang
memadai
Penuhilah
syarat standar untuk menjadi seorang model. Temukan kualitas fisik
terbaik yang nantinya akan menjadi image yang akan menentukan kualitas kamu
kelak.
Siapkan
mentalmu
Kematangan
mental kamu akan membuat kamu akan bersikap lebih dewasa. Untuk hal dipuji itu
sudah menjadi hal yang biasa, namun ketika masalah buruk menimpamu, barulah itu
hal yang luar biasa.Totalitas
Kamu harus
memiliki totalitas untuk melakukan semua hal sehingga semuanya mendapatkan
hasil yang baik. Jika kamu sudah mengambil keputusan menjadi seorang model,
pelajarilah lingkungan kerja model dan tanggung jawabnya. Dan kamu harus
tau persiapan apa yang harus dimiliki setiap model, karena memang kamu mencari
penghasilan dari profesi itu. Jadi perdalamlah pengetahuan mu tentang dunia
model.
Selain itu ada beberapa hal juga yang harus diketahui
oleh kamu ketika memilih untuk berkarir didunia model.
Kerja Keras
Kalau ditanya
kesan dunia mode itu seperti apa, kebanyakan mereka mengatakan glamour dan seneng-seneng. Realitanya, pengakuan dari beberapa model terkenal
mengaku kalau mereka kerja keras, “Kami kerja keras, dan Glamor itu pekerjaan kami karena model dituntut seperti
itu. Kalau enggak glamor, kami tidak profesional. Di panggung kami tampak
glamor karena make up dan lighting.”
Karakter &
Mood
Ternyata
karakter dan mood sangat mempengaruhi seorang model profesional ketika ia
berjalan diatas catwalk . “Model itu kan kayak manekin. Beda baju, beda
pula karakter dan mood-nya. Model harus bisa bawakan peran berbeda-beda
itu, dan Mood itu tergantung karakter
baju dan permintaan desainer.”
Penampilan
Hal ini sangat
wajib, karena penampilan mencerminkan karakter seorang model profesional.
“Seorang model harus tahu kewajiban menjaga badan, muka, dan rambut.”
Untuk bisa
menjadi model profesional, kamu bisa melihat tips dari para model seperti Ratih Sanggarwati yang pernah punya pengalaman model internasional
ditahun 1992-1997. Dalam buku
yang ditulisnya, Ratih berbagi pengalaman menjadi
pragawati profesional.
Ratih
Sanggarwati
(lahir di Ngawi, Jawa Timur,
8
Desember 1962;
umur 53 tahun) adalah seorang peragawati, model, pemain sinetron, pengusaha, penulis dari Indonesia.Kariernya bermula saat Ratih Sang masuk SMA 3 Madiun. Ia
mengikuti Lomba Pemilihan Putri Indonesia yang diselenggarakan oleh majalah Gadis,
satu-satunya majalah remaja masa itu. Ratih Sang menjadi salah seorang dari 20
finalis ajang itu, bahkan terpilih sebagai Puteri Photogenic Lux 1980.
Prestasi tersebut membawanya ke Jakarta. Sayapnya semakin mengembang setelah ia berhasil
terpilih sebagai None Jakarta 1983. Karier Ratih Sang mulai berkembang saat
dirinya mulai menggeluti dunia model. Postur tubuhnya yang menarik dan ideal,
172 cm dan 60 kg, membantunya menjadi bintang catwalk. Hal tersebut
bukan penunjang utama kesuksesannya. Kesuksesannya adalah karena ketekunannya
dalam menggeluti karier. Mode merupakan art yang seakan mengalir dalam
darahnya.
Tahun 1997 Ratih Sang mulai melepas kegiatannya sebagai model karena hamil.
Namun bukan berarti dia lepas dari dunia modeling. Ratih Sang kemudian
mendirikan model agency, sebuah sekolah model dan kursus pengembangan
kepribadian yang ia beri nama, `Ekpose`. Sekolah itu ia dirikan bersama
beberapa rekan seprofesi, peragawati papan atas, Kintan Umar dan Larasati.Tahun 2000, Ratih Sang memutuskan untuk mengenakan jilbab. Hal itu tidak menghalanginya untuk melanjutkan kiprahnya di dunia hiburan Indonesia. Meski tak berlenggak-lenggok lagi di catwalk, Ratih Sang tetap berkarya. Ratih Sang menulis buku-buku tentang mode. Di antara karyanya adalah "Tampil Anggun Dengan Busana Muslim Ala Ratih Sang", "Jubah Ratih Sang: Satu Pola Beragam Gaya", "Kiat Menjadi Model Profesional", "Kata Mata dan Hati dan Kerudungmu Tak Sekedar Cantikmu". Awal Oktober 2007 (pada pertengahan bulan puasa), Ratih Sang meluncurkan buku ketiganya tentang kerudung, yaitu Kerudung Anggun.[1] Ratih Sang juga mempunyai sebuah butik busana muslim. "Sang Saqinah" merupakan nama butiknya yang telah dirintis sejak tahun 2001.
Tak hanya dunia model, Ratih Sang juga mencoba dunia teater dan seni peran. Ia memulai bermain teater sejak 1981, waktu itu ia ditawari Remy Sylado. Teater pertamanya dipentaskan di Flores Room di Hotel Borobudur dan teater kedua dipentaskan di Graha Bakti Budaya bersama Renny Djayusman. Pada pementasan kedua itulah, Ratih Sang dipercaya sebagai peran utama bersama Renny Djayusman. Ratih Sang juga bermain dalam sinetron "Salwa"(2006) yang ditayangkan oleh stasiun televisi Indosiar. Ratih Sang juga mempelopori ajang Pemilihan Model Muslimah tingkat nasional. Kontes ini diadakan tahun 2004 dan 2005.
PENYELESAIAN
Rekrutmen dan seleksi termasuk fungsi – fungsi MSDM yang mempunyai peranan strategis dalam mempersiapkan dan menyediakan sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan sebagaimana ditetapkan dalam analisis pekerjaan khususnya deskripsi dan spesifikasi. kedua kegiatan tersebut didahului oleh kegiatan analisis pekerjaan dan perencanan sumber daya manusia. Bahwa kegiatan recruitmen dan seleksi harus didasarkan pada suatu kebutuhan yang dialami organisasi, baik dalam segi fisik maupun dari segi kemampuan dan keterampilan. Pelaksanaan kedua kegiatan tersebut jika secara wajar dikerjakan sesuai dengan prinsip – prinsip manajemen yang baik, niscaya dapat mencegah suatu organisasi akan mengalami surplus pegawai, kecuali karena adanya faktor – faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan oleh organisasi itu sendiri. Pelaksanaan fungsi rekrutmen dan seleksi sepenuhnya adalah tanggung jawab dari depertemen SDM dalam suatu perusahaan secara manajerial. Artinya, tidak semua kegiatan rekrutmen dan seleksi dilaksanakan setiap karyawan baik, secara sendiri maupun yang tergabung dalam perusahaan seperti recruitter, pelaksanaan berbagai tes yang belum tentu dimilik oleh suatu perusahaan. Dalam rekrutmen dunia modeling sangat dibutuhkan sekali bakat yang luar biasa tidak mudah untuk mengrekrut seseorang kedalam dunia modeling.
DAFTAR PUSTAKA
tulisanterkini.com/artikel/artikel-ilmiah/9327-rekrutmen
Langganan:
Postingan (Atom)